INARTS Berkontribusi Dalam Start-Up Market Place di Indonesia


Indonesia saat ini merupakan pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara dengan kontribusi hingga lima puluh persen dari seluruh transaksi di wilayah ini. Seiring pertambahan penduduk yang menggunakan internet dan peningkatan penetrasi e-commerce, kontribusi sektor ini terhadap ekonomi Indonesia berpotensi terus meningkat.

INARTS, sebagai salah satu software developer di Indonesia, turut memberikan kontribusi dalam membangun pertumbuhan market place tersebut. Youbli, sebuah retail market place yang mengakomodir pengusaha UMKM lokal dalam menjual produknya di pasar online dan sudah sejak tahun 2016, dan saat ini, youbli.com dapat diakses melalui website ataupun mobile aplikasi ios dan Android. Harapannya, start-up youbli.com tetap dapat mengakomodir pengusaha ekonomi menengah hingga pelosok tanah air. 

Tidak sampai disitu saja, pertengahan tahun 2018, kami telah menelurkan satu market place lagi yang dinamakan youb.id, yaitu sebuah market place yang memiliki model penjualan item yang dilakukan secara lelang. Hampir menyerupai e-Bay tapi saat ini hanya lokal konten. Kami sangat memikirkan detail UI/UX dalam proses perancangannya, sehingga selalu melakukan penyempurnaan agar mudah digunakan oleh user.  Per tahun 2019 ini, Youb.id sudah dapat diakses melalui mobile aplikasi, yang dapat didownload melalui apple playstore ataupun android playstore. 

Youbli.com dan Youb.id adalah produksi lokal INDONESIA, hasil inkubasi dr PT. Inti Artistika Solusitama. Dan turut menjadi bagian dari prediksi pertumbuhan e-commerce di dunia, yang menurut McKinsey, E-commerce diperkirakan tumbuh hingga US$65 miliar (Rp910 triliun) serta terdefinisikan sebagai proses jual beli barang fisik secara online yang dibagi kembali menjadi dua kategori, yaitu:

1. E-tailing, yaitu jual beli formal melalui platform online yang didesain untuk memfasilitasi transaksi seperti Bukalapak dan Tokopedia, serta

2. Social commerce, yaitu pemasaran barang melalui media sosial seperti Facebook atau Instagram dengan pembayaran dan pengiriman dilaksanakan melalui platform lain.

Namun, bahkan tanpa memperhitungkan sektor jasa dan B2B, gross merchandise value pasar e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh sekitar delapan kali lipat pada tahun 2022.

Sumber: McKinsey & Company.

Pertumbuhan yang pesat ini diperkirakan terjadi karena lima faktor utama, antara lain:

  1. Pasar yang berorientasi mobile

Berkat ketersediaan smartphone dengan harga relatif terjangkau, warga Indonesia yang memiliki smartphone saat ini mencapai 40 persen dari total populasi atau sekitar 106 juta orang. Harga paket data seluler yang relatif murah dibanding negara Asia Tenggara lainnya turut memudahkan konsumen Indonesia untuk berbelanja dengan perangkat mobile.

  • Konsumen muda dan melek digital

Sekitar 87 juta orang atau sepertiga populasi Indonesia berusia 16 hingga 35 tahun, dan sekitar 100 juta orang kini terdaftar di bank. Kedua demografi ini tampak semakin terbiasa menggunakan platform online dan bertransaksi digital. Menurut McKinsey, konsumen saat ini rata-rata 2,6 kali lebih sering bertransaksi lewat aplikasi smartphone dibanding 2014.

3.    Peningkatan partisipasi UMKM

Total bisnis online di Indonesia telah meningkat hingga sekitar 4,5 juta pada 2017. Dari jumlah tersebut, sekitar 99 persen adalah pengusaha mikro dengan pendapatan kurang dari Rp300 juta tiap tahun dan 50 persen adalah bisnis online tanpa toko fisik.

Penggunaan platform online yang meningkat oleh konsumen serta hadirnya startup pendukung seperti Sirclo dan aCommerce turut membangun lingkungan yang akomodatif bagi UMKM untuk merancang toko online, mengurus transaksi, dan memasarkan produk.

4.    Bertumbuhnya investasi

Dari 2015 hingga 2017, Indonesia mendapatkan US$5 miliar (sekitar Rp69 triliun) atau 38 persen investasi untuk perusahaan ekonomi digital di Asia Tenggara. Dari jumlah tersebut, platform e-commerce seperti Bukalapak, Matahari Mall dan Tokopedia menjadi kategori yang paling banyak mendapat pendanaan—sekitar US$3 miliar (Rp41 triliun).

5.    Dukungan pemerintah

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk menunjang ekonomi digital, seperti pembangunan jaringan Palapa Ring. Sejumlah faktor pendukung lainnya meliputi keterbukaan relatif pemerintah Indonesia terhadap investasi asing, peluncuran Perpres mengenai roadmap e-commerce pada 2017, serta hadirnya inkubator buatan instansi negara seperti IDX Incubator dari Bursa Efek Indonesia.

Dampak perkembangan e-commerce bagi Indonesia

Pertumbuhan ekosistem e-commerce melambangkan bahwa peran industri ini di Indonesia akan terus meningkat. Dalam beberapa tahun ke depan, berbagai aspek ekonomi Indonesia, mulai dari lapangan kerja hingga kebiasaan berbelanja konsumen, akan semakin terdampak oleh kontribusi e-commerce

Di era Industri 4.0, INARTS turut berkontribusi untuk dunia startup di tanah air Indonesia. Dan youbli.com & youb.id saat ini sudah running dan memiliki penawaran2 menarik, yang menarik minat user yang terus bertambah (growing). Mari lestarikan hasil karya anak bangsa untuk membangun untuk kemajuan Industri Online di Indonesia.

Sumber: id.techinasia.com

Share this: