KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)

Di-era digitalisasi saat ini, banyak perusahaan besar di seluruh dunia berlomba-lomba untuk menerapkan teknologi dengan sebaik-baiknya demi kemajuan perusahaan yang mereka jalankan, salah satunya menerapkan konsep kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) pada produk-produk yang mereka hasilkan. Selain Artificial Intelligence (AI) dapat memudahkan pekerjaan manusia, AI ternyata memiliki banyak keuntungan bagi perusahaan, baik dari segi bisnis maupun dari segi manajemen perusahaan itu sendiri dalam menentukan kebijakan dan strategi bisnis dari perusahaan tersebut.

Secara teori, Artificial Intelligence (AI) didefinisikan sebagai bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh manusia bahkan lebih baik. Konsep dari AI sendiri secara sederhana adalah meniru pola berpikir manusia. Manusia dapat menyelesaikan permasalahan karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman, dimana pengetahuan dan pengalaman itu didapatkan dari proses pembelajaran. Begitu pula yang diterapkan pada AI ini sendiri. Dengan menggunakan metode-metode tertentu atau algoritma-algoritma tertentu mesin diminta untuk mempelajari suatu permasalahan dan mempelajari solusi dari permasalahan tersebut. Tentunya dengan tujuan untuk membantu pekerjaan manusia

Secara teknis, agar mesin bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk memiliki nalar. Sehingga dalam membangun dan mengembangkan sistem berbasis AI terdapat 2 bagian utama yang dibutuhkan untuk mengaplikasikannya, yatu:

  1. Basis pengetahuan (knowledge base): berisi fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan antara satu dengan lainnya, dan;
  2. Motor inferensi (inference engine): kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman.

Secara sederhana, pengaplikasian dari konsep AI ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Saat ini, banyak perusahaan mulai lebih memilih untuk memanfaat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dibandingan kecerdasan manusia karena beberapa hal. Beberapa di antaranya:

  1. Lebih bersifat permanen. Kecerdasan alami bisa berubah karena sifat manusia pelupa. Kecerdasan buatan tidak berubah selama sistem komputer dan programmer tidak mengubahnya.
  2. Lebih mudah diduplikasi dan disebarkan. Mentransfer pengetahuan manusia dari 1 orang ke orang lain membutuhkan proses yang sangat lama dan keahlian tidak akan pernah dapat diduplikasi dengan lengkap. Jadi jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer, pengetahuan tersebut dapat disalin dari sistem tersebut dan dapat dipindahkan dengan mudah ke sistem yang lain.
  3. Lebih murah. Menyediakan layanan komputer akan lebih mudah dan murah dibandingkan mendatangkan seseorang untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang sangat lama.
  4. Bersifat konsisten karena kecerdasan buatan adalah bagian dari teknologi komputer sedangkan kecerdasan alami senantiasa berubah-ubah
  5. Dapat didokumentasi.Keputusan yang dibuat komputer dapat didokumentasi dengan mudah dengan cara melacak setiap aktivitas dari sistem tersebut. Kecerdasan alami sangat sulit untuk direproduksi.
  6. Lebih cepat, dan
  7. Lebih baik.

Lingkup utama kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) antara lain sebagai berikut:

  1. Sistem pakar (expert system)

Sistem pakar (expert system) merupakan komputer sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para pakar sehingga komputer memiliki keahlian menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki pakar.

  1. Pengolahan bahasa alami (natural language processing)

3. Pengenalan ucapan (speech recognition)

Pengenalan ucapan (speech recognition) memungkinkan umanusia dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan suara.

4. Robotika dan sistem sensor

5. Computer vision

Computer vision menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui komputer.

6. Intelligent computer-aided instruction
Intelligent computer-aided instruction memungkinkan komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar.

Dalam penerapan konsep dari kecerdasan buatan, dikenal dengan istilah soft computing. Soft Computing diartikan sebagai inovasi baru dalam membangun sistem cerdas yaitu sistem yang memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan.

Soft computing mengeksploitasi adanya toleransi terhadap ketidaktepatan, ketidakpastian, dan kebenaran parsial untuk dapat diselesaikan dan dikendalikan dengan mudah agar sesuai dengan realita (Prof. Lotfi A Zadeh, 1992).

Metodologi-metodologi yang digunakan dalam Soft computing adalah:

  1. Sistem Fuzzy (mengakomodasi ketidaktepatan): Logika Fuzzy (fuzzy logic)
  2. Jaringan Syaraf (menggunakan pembelajaran): Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network)
  3. Probabilistic Reasoning (mengakomodasi ketidakpastian)
  4. Evolutionary Computing (optimasi): Algoritma Genetika

Share this: